Rabu, 07 Juli 2010

RINGIN AGUNG MAU KEMANA......?

  1. Ringin agung adalh sebuah pesantren yg cukup besar....di jl raya kandangan arah Pare Kab kediri jawa timur..................di dirikan di era belanda.........oleh syech imam nawawi.........dari solo.......tapi sayang solo yg terkenal dg solo rayanya........yg terdiri dari beberapa kabupaten dan kodya.......masyarakatnya.......agak alergi dg dunia pesantren........bahkan ada sebagian kecil orang yg beranggapan tak usah belajar kitab kuning.....karena kitab kuning adalah karangan manusia......ada orang yg dg kebodohanya kita beragama islam cukup belajar quran hadis.....saja..hal ini sekilas benar tapi kalau di fahami lbh dalam akan sangat lucu karena semua ormas islam atau aliran apapun juga.......belajar kitab kuning walau ada yg sudah di terjemahkan...............dg berbagai bahasa atau tdk lagi di cetak dg kertas berwarna kuning.tapi dg kertas putih sprti sekarang ini.
  2. oleh karena itu kami mengundang para alumni santri ringin agung untuk berkomentar dlm blog saya ini...........namaku parsono agus waluyo di ringin agung era orba terakhir dan awal orde reformasi.kami tinggal di gubuk mungil barat makam syeich imam nawawi............................waktu itu teman teman menjuluki saya ya akhiii.........senang rasanya mengenang masa masa itu.....oh ringin agungku........................tempo duluy......akan ke mana engkau........di masa yg akan datang



1 komentar:

  1. Terlalu komplek jika membahas ringin agung (PP mahir Arriyadh), banyak faktor baik internal maupun para santri dan alumni.

    Pesantren yg pada masa kejayaannya mampu mengukir sejarah terkenal itu memang kini sudah mulai kembang kempis.. yaa.. itulah jika pesantren pada pengelolaannya hanya dinisbatkan pada sebuah tokoh atau figur (baca: Kyai / Pengasuh). Seandainya Ringin Agung dikelola dengan manajemen yg baik dan pendidikannya lebih diperhatikan, yang artinya disesuaikan dengan kebutuhan makro, maka pasti bisa terus berkembang pesat.

    Kalau boleh saya bicara secara extrim, jika pesantren tidak dijadikan seperti barang komoditi, pasti stagnan. oleh karena itu, jika pesantren RA ini mau berbenah, saya yakin, pesantren ini bisa bangkit kembali.

    saya bukan alumni dr sana, hanya seorang anak kecil yg dulu pernah bermain ke neneknya... (mbah Rom, Mbah Hadi.. semoga arwah engkau berada disisi-Nya.. lahuma .. alfatehah...)

    BalasHapus