Minggu, 12 Agustus 2012

Jelang Idul Fitri, Warga Berburu "RB" hingga Sahur


KOLAKA, KOMPAS.com — Selain memiliki kualitas yang tepercaya dan harga terjangkau, pakaian bekas yang berasal dari berbagai negara di Asia dan Eropa menjadi incaran ratusan warga Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, menjelang hari raya Idul Fitri mendatang.
Mereka rela menghabiskan waktu semalam suntuk untuk berburu pakaian bekas (RB, istilah lokal) di pasar senggol dadakan yang berada di sepanjang tepi pantai belakang pasar sentral Kolaka.
Harmina yang sudah dua malam terakhir menjadi pengunjung tetap pasar senggol tersebut mengatakan, keberadaan para penjual itu sangat membantu dirinya bersama beberapa temannya.
"Baru tahun ini para penjual RB buka malam hari, bahkan sampai sahur. Kalau dulu kan mereka hanya buka dari pagi sampai siang, itu pun tempatnya di pasar sentral. Sekarang tempatnya berbeda. Yang jelasnya asyiklah bisa jalan-jalan ke pantai sambil berbelanja," ungkapnya, Minggu (12/8/2012).
Dia juga menambahkan, walaupun relatif murah, barang bekas tersebut tetap memiliki kualitas yang baik, bahkan lebih baik jika dibandingkan dengan barang-barang yang dijual di toko.
"Yang jelasnya adalah kepuasan tersendiri kalau kita berbelanja di sini. Ada seni berburu yang kita rasakan," tambahnya.
Sementara itu, para penjual pakaian bekas pun mengaku kalau omzet mereka bertambah hingga 50 persen.
Hari biasa mereka hanya bisa mendapat omzet Rp 300.000 hingga Rp 500.000, tetapi saat Ramadhanbisa meningkat hingga 30 persen. Ilham, misalnya, mulai dari buka puasa hingga sahur bisa meraup sampai Rp 1 juta.
"Kalau hari seperti ini kan lagi banyak pembeli, saya bisa dapat sampai Rp 1 juta lebih. Saya buka hingga sahur. Nanti setelah makan sahur, baru kita tutup. Kalau harganya paling mahal itu Rp 100.000 ribu, tapi kondisi setengah baru dan merek terkenal. Yang biasa kita jual hanya Rp 30.000 saja," tegasnya.
Barang bekas tersebut dipasok dari beberapa daerah yang ada di Indonesia, seperti Batam, Kalimantan, dan Kota Parepare.

0 komentar:

Posting Komentar